Sabtu, 14 Mei 2016

Dalam ketakutanku aku sendiri. Menelan rasa sakit ini sendiri. Tanpa berhak untuk di dengarkan. Aku hanya ingin di dengarkan dengan segala keluh kesahku. Apakah untuk itu saja aku tidak punya hak? Tidak adakah hak untukku di dengarkan keluhku? Apakah tidak ada yang mengerti keadaanku saat ini? Kekhawatiranku atas keadaanku. L
Dalam dukaku aku hanya bisa berteriak dalam hati, menangis sendiri di sudut ruangan. Tanpa ada seseorang yang membuatku nyaman. Tanpa ada seseorang yang mengerti akan gundah yang aku alami. Semuanya hanya berlalu tanpa perasaan. Bahkan ini lebih menyakitkan dari sebelumnya.
Dalam diamku, aku hanya bisa merasakan hampa. Serasa ingin pergi menjauh dari hingar bingar ini. Ingin rasanya aku pergi meninggalkan semuanya. Semua yang membuatku merasa sedih. Entah pada siapa aku bisa mengadu, seseorang yang kuharap mampu untuk kujadikan sandaran hati, malah menganggapku sebagai beban menyuruhku diam saja atas kekhawatiranku. Mungkin aku hanya diijinkan untuk diam saja menanti takdir yang memvonis hidupku. Memasrahkan takdir yang membawaku kemana pada akhirnya.
Kini aku sadar, apa yang selama ini ku perjuangkan ternyata tidak pantas untuk kuperjuangkan. Ternyata apa yang ibuku katakan selama ini bernar. Ternyata tidak akan mampu aku bersamanya. Semuanya ternyata terlalu menyakitkan. Aku hanya berdoa semoga Allah memberiku rejeki yang berlimpah sehingga aku bisa melunasi semuanya dan pergi berlalu. Jika dia menyalahkan ku untuk rumah tangganya, aku akan memperbaiki semuanya. Akan kuperbaiki hubungannya dengan Ayu jika itu yang dia tuntut.
Allah, kuatkan aku... sepertinya keputusan itu mungkin akan aku ambil. Insyaallah saya mantap. Semuanya akan saya lakukan asalkan dia mau meninggalkanku. Jika dia bilang dia lelah. Lantas yang selama ini aku rasakan apa namanya? Apakah aku tidak lelah dengan semua ini? Apakah lelahku tak berarti untuknya?

Lelahku menanti segala janji manisnya untukku. Lelahku menanti segala kehidupan bahagia yang dia janjikan. Lelahku menanti janjinya untuk menikahiku. Lelahku menanti statusku yang tidak pernah dia perjelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar