Kesedihan dan kebahagiaan itu milik Allah. Aku hanya bisa pasrahkan semuanya pada-Nya.
Ketika bahagia itu menyelimutiku dan ketika kesedihan itu menyapaku. Ketika
bahagia, aku berusaha untuk untuk mensyukuri semuanya. Dan ketika duka itu
menerpaku, aku selalu kupinta pada Allah agar memberiku ketabahan hati.
Saat bahagia yang telah kulalui bersamanya-Dudi, aku berusaha untuk
mensyukurinya. Dan ketika duka yang dipatrikan Dudi dihatiku ini, akupun
berusaha untuk tabah menjalaninya. Meski memang takkan mudah bagiku untuk
melepaskannnya begitu saja setelah semua yang telah terjadi di antara kami.
Namun, kembali aku percaya bahwa ini semua adalah takdir Allah. Aku
yakin, Dudi memang bukan jodohku. Aku hanya ini berprasangka baik pada Allah.
Aku yakin, bahwa kelak akan datang seseorang yang sangat mencintaiku yang telah
diciptakan Allah untukku. Walaupun belum dipertemukan, namun aku yakin dia
sudah diciptakan oleh Allah untukku.
Keyakinanku semakin kuat saja, karena ketika aku berdoa “Ya Allah
berikanlah aku jodoh yang terbaik dan dekatkan jodohku itu.” Allah justru
semakin menjauhkan Dudi dariku. Awalnya aku masih sangat berharap semoga semua
ini hanya mimpi dan kelak aku akan terbangun dengan Dudi disampingku –sebagai
suamiku-. Namun, Asma membangunkanku dan menyajikan fakta baru tentang orang
tercintaku itu. Fakta bahwa Dudi takkan pernah jadi milikku. Karena Dudi telah
sah menjadi suami seorang wanita yang bernama Uni. Ya, wanita bernama Uni yang
menghancurkan segala impianku. Impian untuk bersama Dudi. Impian untuk membangun bahtera rumah tangga
bersama Dudi. Impian untuk menjadikan
Dudi sebagai ayah dari anak-anakku kelak.
Sungguh aku tak sanggup menerima kenyataan ini. Bahkan ketika Asma
menyampaikan kabar itu padaku, aku hanya bisa bergumam “Kau pasti bohong Asma,
pasti bukan Dudi itu. Pasti temannya Dudi itu yang sudah kawin to. Pasti
salahko Asma. Pasti salahko…. L” namun, ternyata semuanya memang benar, aku tidak sedang bermimpi.
Dudi memang sudah menjadi suami orang lain.
“Ya Allah, sungguh aku percaya akan takdirmu ya Allah. Namun, ini
sungguh berat bagiku ya Allah, tabahkan hatiku ya Allah. Aku sangat
mencintainya. Cinta ini adalah anugerah-Mu dan aku mohon angkat perasaan ini
dari dadaku ya Allah. Angkat rasa cinta yang akan membuatku terpuruk ini ya
Allah. Jauhkan aku dari prasangka buruk
terhadapmu ya Allah. Aku yakin takdirmu yang terbaik, meski itu tak mesti
terindah J
Insyaallah saya kuat ya Allah