MUNDUR TERATUR
Keputusan ini mungkin sangat berat untuk aku
lakukan. Mungkin semuanya akan menyakiti diriku sendiri. Namun aku yakin
dibalik semua ini akan ada hikmah yang indah untukku. Mungkin semuanya akan
sangatlah sulit, namun aku percaya bahwa semua akan indah pada waktunya.
Dia
mungkin tidak menyadari bahwa yang sedang aku lakukan ini adalah langkah
mundurku darinya, tapi biarlah. Ini mungkin yang terbaik karena dengan tiba-tiba
menghempaskannya akan sangat menyakitkan untuknya jadi kupilih untuk mundur
teratur dan perlahan agar dia tidak terlalu merasa tersakiti.
Prospek hubungan kami memang tidak terarah,
dengan segudang kerumitan dan sekelumit masalah antara kami. Mulai dari
masalahnya dengan Ayu yang belum terselesaikan, masalah financial yang akhirnya
membuatnya tidak ingin membahas pernikahan. Ya, pernikahan... hal yang
menurutku sudah waktunya dipikirkan dan dibicarakan sementara dia masih
bergelut dengan masalahnya bersama Ayu. Ragu kemudian menguasaiku, aku merasa
bahwa semua ini menjadi tidak berarah. Apa yang sudah dia janjikan padaku
seketika ini menguap, menghilang tanpa bekas.
Aku adalah wanita dengan usia matang dan
siap menikah. Bahkan pernyataan “Kapan nikah?” atau “Kapan nyusul?” dari teman
maupun keluargaku mulai membuatku tidak nyaman. Akhirnya aku putuskan untuk
mengambil langkah mundur ini darinya. Aku pikir tinggal dengan hubungan seperti
ini hanya akan merugikanku yang semakin hari semakin bertambah usia. Aku punya
mimpi untuk hidupku kelak. Aku ingin memiliki suami dengan anak perempuan yang
lucu. Aku ingin memiliki sebuah rumah dengan konsepku sendiri. Aku ingin
mewujudkan itu semua. Sementara jika aku menunggunya hanya akan menghabiskan
waktuku. Semuanya akan terasa rumit.
Jujur, setahun kami bersama terlalu banyak
kenangan yang sudah kami ukir bersama. Di tempat-tempat favorit kami dan semua
kebiasaannya yang mungkin saja akan aku rindukan kelak.
Namun, terkadang akal sehatku
membangunkanku. Menyadarkanku bahwa dia tak cukup baik untukku. Terlebih jika
aku teringat dengan sifatnya yang terkadang kasar dengan suara lantangnya.
Ya... sudahlah, mungkin dengan keputusan ini
semuanya akan baik-baik saja. Insyaallah hijrahku ini akan diberkahi oleh
Allah. Semoga aku bisa benar-benar istiqomah dengan keputusanku ini. Amin ya
rabbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar