Jumat, 22 April 2016

KOTAK musik ternyata kamu!!!

Kotak musik ini, adalah pemberianmu untuknya. Kamu memang menyayanginya saat itu. Dan kau bercerita bahwa kau tidak pernah menyayanginya. Namun, kau bisa memberinya kado seperti itu.
Sedangkan aku, aku tidak pernah kau beri barang. Sepatu yang kau belikan karena aku yang memintanya. Aku iri pada Ayu... aku iri... sepertinya kalian sangat bahagia dulu. Aku bahkan tidak bisa menikmati kebahagiaan kita sepenuhnya saat ini. Karena kasus kalian berdua yang masih belum bisa terselesaikan. Aku sangat tertekan dengan semuanya meski aku kadang berusaha untuk menganggap semuanya baik-baik saja. Namun, pada hakikatnya aku hanya memiliki ragamu.
8 Oktober yang lalu dia masih mengungkapkan kerinduannya padamu. “Kangen kotak musik” begitu celotehnya di akun Facebook-nya. Dan barulah aku sadar bahwa ‘kotak musik’ adalah kamu. Aku merasa sangat bersalah kemudian. Karena ternyata dia masih sangat merindukanmu. Si ‘kotak musik’.. apa yang sudah aku lakukan??????? Apa yang sudah aku lakukan terhadap hidupnya? Wanita macam apa aku ini? Kenapa aku setega ini? Kenapa???
Aku kadang tak henti menyesali semuanya. Menyesali apa yang sudah terjadi. Seandainya saja aku tidak pernah mengenalmu. Seandainya saja aku tidak pernah ada diantara kalian. Seandainya saja aku tidak menerima cintamu. Seandainya saja aku tidak perlu jatuh cinta kepadamu. Aaarrrggghhhh.... seandainya dan seandainya saja. Yang tersisa hanyalah penyesalan.
Jam tangan  yang Ayu gunakan ini juga adalah pemberianmu kan?
Kau begitu memanjakannya dulu. Dan kau selalu bercerita padaku bahwa kau tidak menyayanginya. Lantas apa semua itu? Apa itu? Apakah itu semua bukan tanda cinta? Sudahlah, intinya kau juga pernah menyayanginya. Aku hanyalah orang baru yang datang di hidup kalian.
Mau mamika kurasa berteriak... dak mauja tahan ki kurasa.... dak bisaka kurasa begini. Dak ku taumi kurasa apa yang harus kulakukan, dak kutau ki.... mauka nangis... iri ka sama Ayu.... irika,,,,, mauka juga kayak dia.... yang dulu di sayang sama Sapar tanpa khawatir dengan statusnya Sapar. L
Mauka juga disayang begitu......
Aaaarrrrgggghhhhhh........
Dak bisakaaaaaaa
Aaaarrrrrgggghhhhh.....
Kenapa ka na begini kamma nasibku saya?
Kenapa na begini?????
Kenapa ka bisa terima takdir begini????

Kenapa ka? Kenapa na bisa begini Tuhan!!!!!! Kenapa kodong....!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar