Jumat, 11 Juli 2014

BERI AKU KEKUATAN



         
Kesedihan dan kebahagiaan itu milik Allah. Aku  hanya bisa pasrahkan semuanya pada-Nya. Ketika bahagia itu menyelimutiku dan ketika kesedihan itu menyapaku. Ketika bahagia, aku berusaha untuk untuk mensyukuri semuanya. Dan ketika duka itu menerpaku, aku selalu kupinta pada Allah agar memberiku ketabahan hati.
Saat bahagia yang telah kulalui bersamanya-Dudi, aku berusaha untuk mensyukurinya. Dan ketika duka yang dipatrikan Dudi dihatiku ini, akupun berusaha untuk tabah menjalaninya. Meski memang takkan mudah bagiku untuk melepaskannnya begitu saja setelah semua yang telah terjadi di antara kami.
Namun, kembali aku percaya bahwa ini semua adalah takdir Allah. Aku yakin, Dudi memang bukan jodohku. Aku hanya ini berprasangka baik pada Allah. Aku yakin, bahwa kelak akan datang seseorang yang sangat mencintaiku yang telah diciptakan Allah untukku. Walaupun belum dipertemukan, namun aku yakin dia sudah diciptakan oleh Allah untukku.
Keyakinanku semakin kuat saja, karena ketika aku berdoa “Ya Allah berikanlah aku jodoh yang terbaik dan dekatkan jodohku itu.” Allah justru semakin menjauhkan Dudi dariku. Awalnya aku masih sangat berharap semoga semua ini hanya mimpi dan kelak aku akan terbangun dengan Dudi disampingku –sebagai suamiku-. Namun, Asma membangunkanku dan menyajikan fakta baru tentang orang tercintaku itu. Fakta bahwa Dudi takkan pernah jadi milikku. Karena Dudi telah sah menjadi suami seorang wanita yang bernama Uni. Ya, wanita bernama Uni yang menghancurkan segala impianku. Impian untuk bersama Dudi.  Impian untuk membangun bahtera rumah tangga bersama Dudi. Impian  untuk menjadikan Dudi sebagai ayah dari anak-anakku kelak.
Sungguh aku tak sanggup menerima kenyataan ini. Bahkan ketika Asma menyampaikan kabar itu padaku, aku hanya bisa bergumam “Kau pasti bohong Asma, pasti bukan Dudi itu. Pasti temannya Dudi itu yang sudah kawin to. Pasti salahko Asma. Pasti salahko…. L” namun, ternyata semuanya memang benar, aku tidak sedang bermimpi. Dudi memang sudah menjadi suami orang lain.
“Ya Allah, sungguh aku percaya akan takdirmu ya Allah. Namun, ini sungguh berat bagiku ya Allah, tabahkan hatiku ya Allah. Aku sangat mencintainya. Cinta ini adalah anugerah-Mu dan aku mohon angkat perasaan ini dari dadaku ya Allah. Angkat rasa cinta yang akan membuatku terpuruk ini ya Allah. Jauhkan aku dari prasangka  buruk terhadapmu ya Allah. Aku yakin takdirmu yang terbaik, meski itu tak mesti terindah J
Insyaallah saya kuat ya Allah